Sabtu, 02 April 2011

 TARI PIRIANG....

 Tari Piring termasuk salah satu tari tradisional khas Minangkabau yang
berumur ratusan tahun. Tarian tersebut berasal dari Solok, Sumatra
Barat. Awalnya, tari ini dilakukan sebagai ritual guna mengucapkan rasa
syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa karena mendapatkan hasil
panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan oleh beberapa gadis cantik
dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang diletakkan di dalam
piring. Para gadis tersebut didandani dengan pakaian yang bagus lalu
mereka membawa makanan dalam piring sembari melangkah dengan gerakan
yang dinamis. Setelah Islam masuk ke Minangkabau, tradisi Tari Piring
tetap dilangsungkan. Akan tetapi, tari tersebut hanya ditampilkan
sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak pada acara-acara keramaian
(pesta), seperti: pesta adat, pesta pernikahan, dan lain-lain.
Beberapa tahun terakhir ini, pemerintah Sumatra Barat mengambil satu
kebijakan untuk menjadikan Tari Piring sebagai salah satu aset untuk
menarik para wisatawan berkunjung ke Sumatra Barat.
Di luar Sumatra Barat, Tari Piring pernah dipentaskan di beberapa tempat
di Indonesia, seperti Jakarta, Medan, Pekanbaru, dan kota-kota besar
lainnya, bahkan di beberapa negara di Asia dan Eropa, seperti Malaysia,
Singapura, dan Serbia. Pementasan tersebut dilakukan pada festival
kebudayaan dan promosi budaya dalam rangka memperkenalkan keanekaragaman
budaya Nusantara di mancanegara.

Keistimewaan
Tari Piring merupakan tarian yang istimewa. Tarian ini dimainkan dengan
menggunakan piring sebagai media utama. Para penari Tari Piring
memainkan piring dengan cekatan tanpa terlepas dari genggaman sembari
bergoyang dengan gerakan yang mengalir lembut dan teratur.
Di samping itu, para penari juga sering melakukan tarian di atas pecahan
kaca. Mereka menari, melompat-lompat, dan berguling-guling sembari
membawa piring di atas pecahan kaca. Uniknya, para penari tersebut tidak
terluka sedikitpun dan piring yang mereka bawa tidak jatuh.
Dalam Tari Piring ada beberapa variasi gerakan yang bisa dimainkan, di
antaranya tupai bagaluik (tupai bergelut), bagalombang (bergelombang), dan aka malilik.
Selama pementasan, Tari Piring diiringi oleh musik tradisional
Minangkabau, seperti talempong, bansi, dan lain-lain. Para pemain
musik menjadi pemandu para penari untuk melakukan gerak tari. Di awal
tarian, irama musik terdengar mengalir lembut dan teratur, kemudian
lama-kelamaan alunan musik berubah menjadi lebih cepat. Kombinasi musik
yang cepat dengan gerak penari yang begitu lincah membuat pesona Tari
Piring begitu menakjubkan.